Ditengah keheningan shubuh, disaat-saat tenangnya hati telah berkhalwat dengan Allah Subhanu wa Taala, ditengah-tengah orang yang asyik dengan mimpi-mimpinya dalam tidur nyenyak, kusempatkan diri untuk menulis sebuah nasehat.
Nasehat ini kupersembahkan untuk saudariku yang ridho mengakui Allah sebagai Rabbnya. Islam sebagai Agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan RasulNya serta Al qur’an dan Assunnah sebagai pedoman hidupnya.
Terkhusus saudariku dijalan dakwah ini
Saudariku seperjuangan ……..
Apa yang Allah pilihkan bagi hambaNya yang beriman adalah pilihan yang terbaik. meski tampaknya sulit ,berat, dan memerlukan pengorban harta, kedudukan, jabatan, keluarga, anak, atau bahkan lenyapnya dunia seisinya.
Ketahuilah Wahai Saudariku……….
Sungguh ukhti akan menemui masa-masa sulit, yang melelahkan dan berbagai ujian padahal ukhti tengah berjalan diatas jalan kebenaran dan disibukkan dengan berbagai aktifitas dakwah. Sungguh jalan kebenaran itu sulit dan berat, penuh dengan onak dan duri. Tapi jalan kebenaran, meski sesulit apapun, seorang mu’min akan sanantiasa menempuhnya.
Dalam menjalaninya, seorang mu’min akan merasakan rasa manisnya yang tidak dapat digambarkan, tiada yang mengetahuinya selain Allah dan kemudian ia merasakannya sendiri. Rasa manis inilah yang akan memudahkan semua kesulitan, meringankan beban berat, menabahkan dijalan yang mendaki, dan menjadikan seorang mu’min ridha terhadap Rabbnya bahkan ketika ia merasakan rasa terpahit dan terberat sekalipun. Subhanallah……..
Bukankah sahabat yang mulia Utsman bin Ma’zhun yang menjadi buta sebelah matanya di jalan Allah setelah ia menolak perlindungan yang diberikan oleh seorang musyrik dan memilih ridha dengan perlindungan Allah. Kepadanya Walid bin Mughirah berkata. ‘ Demi Allah wahai kemenakanku. Jika matamu menginginkan apa yang terjadi, sebenarnya aku dapat menjaminnya.” Maka Utsman pun menjawab, “Sebaliknya demi Allah sungguh satu mataku yang masih sehat ini benar-benar menginginkan apa yang menimpa saudaranya di jalan Allah. Dan sungguh aku kini berada di sisi Dzat yang jauh lebih mulia darimu.
Saudariku……..
Keteguhan dapat mengalahkan tipu daya musuh. Karena sesungguhnya keteguhan, kesabaran dan komitmen kita kepada Allah Azza wa Jalla termasuk faktor kemenangan Islam dan kegagalan bagi musuh-musuhnya, bahkan kehancuran musuh-musuh Islam. Bukan hanya dari segi teori. Tapi menghancurkan mereka dari segi eksistensi, institusi dan konsititusi sekaligus.
Bukankah keteguhah Abu Bakar As-Shiddiq dan kesabarannya ketika terjadi harakaturriddah (gerakan murtad massal), Gerakan murtad massal ini merupakan faktor utama dari leyapnya fitnah kemurtadan itu. Kini kita sering mendengarkan “kemurtadan” di mana-mana namun tiada lagi Abu Bakar yang menanggulanginya.
Ukthi fillah ……….
Mungkin saat ini sudah tidak ada lagi Abu Bakar, tapi insya Allah semangat dan kesabaran ada dalam diri-diri kita. Cobalah ukhti motivasi diri untuk bisa menjadi Abu Bakar-Abu Bakar kecil, yang dalam dirinya terpatri semangat dan kesabaran dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Atau kita menjadi Umar-Umar kecil, dimanapun Syaitan takut pada beliau, apatah lagi musuh Allah. Itu semua sikap ketegasan dan sifat keras beliau kepada orang kafir. Apakah kita sudah temasuk orang-orang yang mencontoh beliau, dimana orang-orang yang ingin menyebarkan faham sesat berhenti ketika melihat wajah beliau.
Saudariku ……..
Kemilau dunia senantiasa mengajak bagi setiap insan di bumi ini untuk menikmatinya. Dan tak bisa dipungkiri ukhti, jiwa-jiwa kita pun ingin menikmati yang namanya kenikmatan dunia, ingin tampil menarik dan cantik, bergaul kepada siapa saja, dan ingin merasakan indahnya dunia, bersantai ria.
Tapi…..cukuplah kata-kata ini menjadi penguat bagi diri-diri kita. “Biarlah mereka mengambil dunia (itupun kalau dunia mau) sedangkan kita, cukuplah akhirat menjadi milik kita” Dunia seisinya adalah kelezatan yang disisi Allah tidak sebanding dengan selembar sayap nyamuk. Insya Allah di Akhirat kelak kita akan merasakan yang tiada tara yaitu balai-balai yang disediakan oleh Allah bagi pejuang agama-Nya di Jannah kelak. Insya Allah.
Saudariku ……..
Tidak ada kata terlambat. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Yang dulunya mungkin tidak bersemangat dalam berdakwah, ogah-ogahan, atau yang ikut-ikutan, tapi insya Allah sekarang saatnya untuk memacu diri, memotivasi diri untuk menjadi muslimah sejati yang sukses di dunia, mengkader diri-diri kita, saudara-saudara, anak-anak (bagi yang sudah punya) membimbing untuk menjadi manusia manusia yang Rabbani. Insya Allah kesuksesan yang seperti inilah yang nantinya akan mengantarkan kita pada kesuksesan Akhirat. Amin.
Saudariku ……..
Buat diri dan saudara kita yang masih dalam keadaan sendiri, kita masih muda ukhti, mungkin masih dimudahkan dalam kerja-kerja dakwah dibandingkan dengan para ummahat, tapi kelak ukhti setelah kita berkeluarga akan semakin banyak lagi rintangan- rintangan dalam berdakwah dan semakin sulit. Namun insya Allah semua itu merupakan batu ujian dari Allah untuk menguji keimanan kita. Tapi satu hal yang tidak boleh hilang ukhti, yaitu tekad baja dan semangat dakwah itu jangan sampai pudar bahkan hilang. Tapi justru sebaliknya semangat itu semakin berkobar karena saat itu ukhti sudah punya teman berjuang.
Satu doa yang senantias dibaca oleh Rasulullah shallahu alaihi wa sallam adalah :
‘ Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika”
Mari perbanyak doa kepada Allah Azza wa Jalla agar ditetapkan jalan kebenaran hingga ajal menjemput. Amin.
Allahu A’la wa a’lam
Makassar Dzulqa’dah 1427 H
Ummu Thalhah, POLTEK
http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?option=com_content&task=view&id=629&Itemid=62
dikutip dari : onisuya
Nasehat ini kupersembahkan untuk saudariku yang ridho mengakui Allah sebagai Rabbnya. Islam sebagai Agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan RasulNya serta Al qur’an dan Assunnah sebagai pedoman hidupnya.
Terkhusus saudariku dijalan dakwah ini
Saudariku seperjuangan ……..
Apa yang Allah pilihkan bagi hambaNya yang beriman adalah pilihan yang terbaik. meski tampaknya sulit ,berat, dan memerlukan pengorban harta, kedudukan, jabatan, keluarga, anak, atau bahkan lenyapnya dunia seisinya.
Ketahuilah Wahai Saudariku……….
Sungguh ukhti akan menemui masa-masa sulit, yang melelahkan dan berbagai ujian padahal ukhti tengah berjalan diatas jalan kebenaran dan disibukkan dengan berbagai aktifitas dakwah. Sungguh jalan kebenaran itu sulit dan berat, penuh dengan onak dan duri. Tapi jalan kebenaran, meski sesulit apapun, seorang mu’min akan sanantiasa menempuhnya.
Dalam menjalaninya, seorang mu’min akan merasakan rasa manisnya yang tidak dapat digambarkan, tiada yang mengetahuinya selain Allah dan kemudian ia merasakannya sendiri. Rasa manis inilah yang akan memudahkan semua kesulitan, meringankan beban berat, menabahkan dijalan yang mendaki, dan menjadikan seorang mu’min ridha terhadap Rabbnya bahkan ketika ia merasakan rasa terpahit dan terberat sekalipun. Subhanallah……..
Bukankah sahabat yang mulia Utsman bin Ma’zhun yang menjadi buta sebelah matanya di jalan Allah setelah ia menolak perlindungan yang diberikan oleh seorang musyrik dan memilih ridha dengan perlindungan Allah. Kepadanya Walid bin Mughirah berkata. ‘ Demi Allah wahai kemenakanku. Jika matamu menginginkan apa yang terjadi, sebenarnya aku dapat menjaminnya.” Maka Utsman pun menjawab, “Sebaliknya demi Allah sungguh satu mataku yang masih sehat ini benar-benar menginginkan apa yang menimpa saudaranya di jalan Allah. Dan sungguh aku kini berada di sisi Dzat yang jauh lebih mulia darimu.
Saudariku……..
Keteguhan dapat mengalahkan tipu daya musuh. Karena sesungguhnya keteguhan, kesabaran dan komitmen kita kepada Allah Azza wa Jalla termasuk faktor kemenangan Islam dan kegagalan bagi musuh-musuhnya, bahkan kehancuran musuh-musuh Islam. Bukan hanya dari segi teori. Tapi menghancurkan mereka dari segi eksistensi, institusi dan konsititusi sekaligus.
Bukankah keteguhah Abu Bakar As-Shiddiq dan kesabarannya ketika terjadi harakaturriddah (gerakan murtad massal), Gerakan murtad massal ini merupakan faktor utama dari leyapnya fitnah kemurtadan itu. Kini kita sering mendengarkan “kemurtadan” di mana-mana namun tiada lagi Abu Bakar yang menanggulanginya.
Ukthi fillah ……….
Mungkin saat ini sudah tidak ada lagi Abu Bakar, tapi insya Allah semangat dan kesabaran ada dalam diri-diri kita. Cobalah ukhti motivasi diri untuk bisa menjadi Abu Bakar-Abu Bakar kecil, yang dalam dirinya terpatri semangat dan kesabaran dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Atau kita menjadi Umar-Umar kecil, dimanapun Syaitan takut pada beliau, apatah lagi musuh Allah. Itu semua sikap ketegasan dan sifat keras beliau kepada orang kafir. Apakah kita sudah temasuk orang-orang yang mencontoh beliau, dimana orang-orang yang ingin menyebarkan faham sesat berhenti ketika melihat wajah beliau.
Saudariku ……..
Kemilau dunia senantiasa mengajak bagi setiap insan di bumi ini untuk menikmatinya. Dan tak bisa dipungkiri ukhti, jiwa-jiwa kita pun ingin menikmati yang namanya kenikmatan dunia, ingin tampil menarik dan cantik, bergaul kepada siapa saja, dan ingin merasakan indahnya dunia, bersantai ria.
Tapi…..cukuplah kata-kata ini menjadi penguat bagi diri-diri kita. “Biarlah mereka mengambil dunia (itupun kalau dunia mau) sedangkan kita, cukuplah akhirat menjadi milik kita” Dunia seisinya adalah kelezatan yang disisi Allah tidak sebanding dengan selembar sayap nyamuk. Insya Allah di Akhirat kelak kita akan merasakan yang tiada tara yaitu balai-balai yang disediakan oleh Allah bagi pejuang agama-Nya di Jannah kelak. Insya Allah.
Saudariku ……..
Tidak ada kata terlambat. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Yang dulunya mungkin tidak bersemangat dalam berdakwah, ogah-ogahan, atau yang ikut-ikutan, tapi insya Allah sekarang saatnya untuk memacu diri, memotivasi diri untuk menjadi muslimah sejati yang sukses di dunia, mengkader diri-diri kita, saudara-saudara, anak-anak (bagi yang sudah punya) membimbing untuk menjadi manusia manusia yang Rabbani. Insya Allah kesuksesan yang seperti inilah yang nantinya akan mengantarkan kita pada kesuksesan Akhirat. Amin.
Saudariku ……..
Buat diri dan saudara kita yang masih dalam keadaan sendiri, kita masih muda ukhti, mungkin masih dimudahkan dalam kerja-kerja dakwah dibandingkan dengan para ummahat, tapi kelak ukhti setelah kita berkeluarga akan semakin banyak lagi rintangan- rintangan dalam berdakwah dan semakin sulit. Namun insya Allah semua itu merupakan batu ujian dari Allah untuk menguji keimanan kita. Tapi satu hal yang tidak boleh hilang ukhti, yaitu tekad baja dan semangat dakwah itu jangan sampai pudar bahkan hilang. Tapi justru sebaliknya semangat itu semakin berkobar karena saat itu ukhti sudah punya teman berjuang.
Satu doa yang senantias dibaca oleh Rasulullah shallahu alaihi wa sallam adalah :
‘ Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika”
Mari perbanyak doa kepada Allah Azza wa Jalla agar ditetapkan jalan kebenaran hingga ajal menjemput. Amin.
Allahu A’la wa a’lam
Makassar Dzulqa’dah 1427 H
Ummu Thalhah, POLTEK
http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?option=com_content&task=view&id=629&Itemid=62
dikutip dari : onisuya
1 komentar:
huehuehue... keren.. sipz..... ;;) ;) 8-} :-t
tutorial ngeblog di blogspot
Posting Komentar